KALIGINTUNG PERKENALKAN PENGENDALIAN OPT PADI MENGGUNAKAN DRONE

Budidaya tanaman pangan tidak akan terlepas dari adanya gangguan OPT. pada musim tanam pertama tahun 2024 ini dengan segala kendala pada awal tanam petani Kaligintung yang tergabung dalam Gapoktan Manunggal Karso  menanam padi dengan luas hampir mencapai 70 hektar. Menjelang panen kendala petani belum berakhir, saat hasil yang dinantikan hampir datang OPT wereng Batang Coklat mulai menyerang padi di lahan petani. Wereng merupakan hama yang sering ditemui pada tanaman padi. Hama wereng adalah sejenis serangga kepik terbang yang memiliki kebiasaan untuk menghisap cairan tanaman. wereng dibedakan menjadi 3 jenis yakni wereng hijau, wereng coklat dan wereng punggung putih. Wereng coklat (Nilaparvata lugens) merupakan hama yang sangat merugikan untuk tanaman padi. Wereng merupakan serangga yang biasa bergerak dalam kawanan yang banyak dan mampu berpindah tempat dengan terbang hingga 100 km. Dalam perkembangbiakannya wereng juga tergolong sangat cepat sehingga akan menyerang suatu wilayah dengan cepat. Selain menghisap cairan pada tanaman padi, ternyata wereng juga mampu menularkan virus tungro. Hal ini tentu saja akan berbahaya bagi pertumbuhan tanaman.

Salah satu hama padi yang perlu diwaspadai adalah wereng batang coklat (WBC). Perubahan iklim yang saat ini terjadi menjadi salah satu faktor pemicu peningkatan WBC. Hama ini merupakan jenis serangga kepik terbang yang menghisap cairan tanaman padi. Kemampuan migrasinya  tinggi, serangga ini biasa bergerak dalam kawanan yang banyak dan mampu berpindah tempat dengan terbang hingga 100 km. Kemampuan WBC merusak wilayah pertanaman padi sangat cepat. Akibat serangan wereng tanaman seperti terbakar (menguning dan mongering) serta terlihat mengumpul/melingkar pada satu lokasi (hopperburn). Faktor pemicu perkembangan WBC : Anomali iklim,  Varietas rentan, Tanam tidak serentak,Monitoring dini kurang optimal. Pelaksanaan pengendalian kurang tepat, WBC sudah membentuk biotipe baru (biotipe 4). Untuk pengendalian hama wereng, biasanya petani menggunakan bahan kimia berupa insektisida tipe kontak dan sistemik berbahan aktif sipermetrin ataupun imadikoplorid. Namun penggunaan bahan kimia ini secara terus menerus bisa mengakibatkan wereng menjadi resisten terhadap insektisida yang digunakan, sehingga akan sulit dikendalikan dikemudian hari.

 Rabu tanggal 24 April 2024 ini di Gapoktan Kaligintung diadakan uji coba atau demonstrasi pemanfaatan teknologi Drone untuk pengendalian OPT Wereng Batang Coklat pada tanaman padi. Kegiatan ini merupakan salah satu sinergi antara Gapoktan Manunggal Karso, Pemerintah Kalurahan Kaligintung, Penyuluh BPP Kapanewon Temon, Petugas POPT Temon, dengan CV. Sapta Teknologi Mandiri dan PT MKD,  hari ini luas lahan padi yang dilaksanakan ujicoba penyemprotan pestisida dengan teknologi Drone seluas 12 Hektar. Hadir dalam kegiatan ini antara lain : Koordinator BPP Kapanewon Temon, POPT Kapanewon Temon,  Tim dari CV. Sapta Teknologi Mandiri, Kalurahan Kaligintung, PT MKD, Kapanewon Temon, Petugas POPT DPP Kabupaten Kulon Progo, Petugas POPT DPKP DIY, Perwakilan dari Dirjen Perlindungan Tanaman Kementan, Babinsa, Babinkamtibmas, dan anggota Gapoktan . Pelaksanaan uji coba berjalan dengan lancar, para peserta juga sangat antusias. Meskipun ini merupakan hal yang baru di tingkat petani, tetapi cukup mendapatkan respon yang sangat baik dari anggota Poktan yang hadir.

Teknologi Drone ini sangat efektif untuk penyemprotan atau pengendalian OPT pada tanaman yang diusahakan oleh petani. Drone yang diujicobakan ini mempunyai kapasitas 20 liter yang bisa dimanfaatkan untuk luasan hampir 2 Ha, keuntungan lain yang didapat dari penyemprotan dengan menggunakan Drone adalah waktu yang diperlukan sangat singkat dan hasil penyemprotan yang merata. Untuk 1 kali dosis (1 kali terbang untuk 2 Ha) hanya diperlukan waktu kurang lebih 10 – 15 menit saja, hal ini tentunya sangat efisien apabila dibandingkan dengan penyemprotan secara manual.

Drone merupakan teknologi baru bagi petani,kedepan bidang pertanian tidak akan bisa lepas dengan penerapan teknologi-teknologi baru. Banyak sekali teknologi-teknologi baru yang berkaitan dengan usaha di bidang pertanian yang sudah diterapkan di tingkat petani. Khusus untuk tanaman padi sendiri, mulai dari tanam sampai panen, sudah banyak diterapkan teknologi-tekonologi baru. Penerapan teknologi ini, selain karena tuntutan jaman yang semakin maju, juga merupakan salah satu solusi dalam menangani berkurangnya tenaga kerja di bidang pertanian. Selain itu, pemanfaatan teknologi baru di bidang pertanian ini juga merupakan salah satu cara untuk menarik minat generasi muda agar mau ikut serta membangun pertanian  di daerahnya masing-masing. Harapan terbesar petani OPT dapat terkendali produksi optimal harga jual tinggi sehingga kesejahteraan petani meningkat. Petani sejahtera kedaulatan pangan terjaga. (Imam Khumaini, BPP Temon)