PETANI MILENIAL DAN TRAKTOR RODA 4 ATASI TANAM PADI DI KULON PROGO

(Wates, 18 Juni 2020) Dalam rangka mempercepat tanam padi di Kabupaten Kulon Progo, berbagai upaya telah dilaksanakan termasuk mendorong petani dengan dukungan Penyuluh Pertanian untuk langsung turun ke sawah agar target peningkatan 7% yang  dicanangkan pemerintah dapat terwujud. Salah satu upaya yang paling efisien dirasakan adalah penggunaan traktor roda 4 karena salah satu keuntungan penggunaan traktor roda 4 adalah dengan satu traktor roda 4 dapat menggarap lahan sawah seluas 2-4 hektar dalam sehari.

Selama ini trakator roda 4 hanya  digunakan diareal perkebunan. Namun sekarang dapat digunakan dilahan sawah, tegalan, lahan pasir dengan desain yang khusus dan teknologi untuk pengoperasian dilahan sawah. Traktor roda 4 sangat cocok digunakan dilahan sawah dengan skala luas dan datar. Cocok juga digunakan untuk  tanah yang kering atau tadah hujan sehingga untuk percepatan tanaman padi, jagung dan kedelai (pajale). Demikian juga sangat baik digunakan untuk daerah-daerah yang minim tenaga kerja.

Keuntungan dari penggunaan traktor roda 4 yang sekarang telah dirasakan oleh petani di Kulon Progo adalah dapat membajak sawah lebih cepat, dapat menyuburkan lahan karena dapat membalik tanah dengan kedalaman yang maksimal sesuai keinginan petani sehingga petani mempunyai keuntungan yang luar biasa selain cepat juga subur. Selain itu traktor roda 4 tidak mudah terbenam atau selip saat digunakan sehingga ideal sangat ideal digunakan dalam olah tanah. Efiesien lain yang dirasakan adalah dalam penyiapan lahan karena traktor roda 4 ini mampu melakukan proses pembajakan, penggaruan dan perataan sekaligus dibandingkan dengan penggunaan traktor tangan yang harus melalui tiga tahap tersebut dengan tiga alat yang berbeda. Hasil akhir tanah lebih halus terolah, sisa tanaman padi/jagung/kedelai hancur dan tercampur dengan tanah yang membuat tanah lebih kaya nutrisi.

Tujuan penggunaan traktor dalam pengolahan tanah adalah untuk menciptakan keadaan fisik tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan peralatan yang bekerja secara mekanis dan berskala besar. Pengolahan tanah pertama (primary village) adalah suatu tahap pengolahan tanah dalam mempersiapakan tanah untuk pertanaman dan membersihkan tumbuhan penganggu dimana dalam tahap ini tanah dipotong, dilonggarkan dan dibalik. Alat yang digunakan dapat berupa bajak piring atau bajak singkal. Pengolahan tanah tidak hanya merupakan kegiatan lapang untuk memproduksi hasil tanaman tetapi juga berkaitan dengan hasil tanaman tetapi juga  berkaitan dengan kegiatan lainnya seperti penyebaran (penanaman bibit) , pemupukan, perlindungan tanaman dan panen.

Traktor sawah modern (roda 4) berperan sangat penting dalam menunjang operasional pertanian. Hampir seluruh petani beralih ke penggunaan traktor daripada hewan ternak. Hal ini dikarenakan taktor dapat dioperasionalkan diberbagai lahan pertanian mulai dari sawah (basah), lading (kering) karena mempunyai banyak keuntungan yaitu ; pekerjaan selesai lebih cepat, mudah digunakan dan praktis, hasil tanah lebih baik, mengurangi biaya produksi, menghasilkan panen bermutu tinggi.

Maka tidak mengherankan jika petani di Kapanewon (kecamatan) Wates telah beralih juga dalam penggunaan traktor roda dua ke traktor roda 4 untuk percepatan tanam pada musim tanam II. Kegiatan  ini tentu saja tidak meninggalkan operasional traktor roda 2 namun memaksimalkan operasional traktor roda 4 sehingga target tanam kali ini dapat terelasasi sesuai target yaitu luasan 818 hektar dapat tertanami padi. Hal ini juga untuk mengantiipasi datangnya musim kemarau yang akan mengakibatkan kekurangan air. Beruntungnya di wilayah Wates jikapun nanti datang musim kemarau maka air yang dari Waduk Sermo akan dialirkan sehingga diharapkan panen di wilayah ini tidak akan mengalami masalah. Demikian apresiasi patut juga di berikan kepada pemangku kebijakan di wilayah Wates dengan Dana Desa yang dialokasikan untuk pembuatan embung seperti yang ada di Sogan dapat menampung dan menyediakan air bila terjadi kelangkaan air untuk pertanian. Peran petani milenial Wates dalam operasional traktor roda 4 dan combine harvester patut diacungi jempol karena mereka telah berusaha dan memaksimalkan bantuan alsintan dari pemerintah. Dan ini sangat dirasakan manfaatnya oleh petani, penyuluh, Dinas Pertanian dan Pangan karena mereka juga menularkan ilmunya kepada petani lain di wilayah Kulon Progo sehingga target tanam untuk Kulon Progo selalu dapat terpenuhi dan produksi serta produktivitas padi juga dapat tercapai (sumber: Hepnu Danarto,S.Pt)