PENINGKATAN KETERAMPILAN TEKNIS DALAM IDENTIFIKASI TELUR CACING DI UPTD BPPTDK DIY

Kamis, 28 November 2024

          Dalam rangka peningkatan kemampuan teknis tenaga kesehatan hewan, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulon Progo mengirimkan 20 peserta pelatihan ke UPTD Balai Pengembangan Perbibitan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (UPTD BPPTDK). Sebagian peserta berasal dari Bidang Kesehatan Hewan, sebagian yang lain berasal dari Puskeswan dari 12 Kapanewon yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan melatih skill teknis tenaga kesehatan hewan, terutama kemampuan teknis di laboratorium.

Foto 1. Suasana pembekalan cara identifikasi dan penghitungan telur cacing di kelas

          Tenaga pengajar berasal dari UPTD BPPTDK langsung. Di sana, para peserta diajarkan cara mengambil sampel feses yang benar. Kemudian, peserta juga diajarkan cara memeriksa sampel feses sesuai dengan jenis cacing dan tujuan pemeriksaannya.

Foto 2. Pengenalan struktur organisasi UPTD BPPTDK

          Di UPTD BPPTDK, para peserta diajarkan dengan 3 metode pemeriksaan sampel feses yaitu pengapungan, whitlock, dan sedimentasi. Metode sedimentasi digunakan untuk mengidentifikasi dan menghitung jumlah telur cacing yang berat seperti Fasciola sp. dan Paramphistomum sp. Selain kedua jenis cacing tersebut, cacing-cacing lain yang memiliki telur cacing lebih ringan, dapat diidentifikasi dengan metode pengapungan atau whitlock.

Foto 3. Penimbangan sampel feses

          Pemeriksaan didahului dengan penimbangan sampel feses. Feses yang digunakan untuk metode sedimentasi memerlukan feses sebanyak 3 gram, sedangkan untuk metode pengapungan dan whitlock, feses yang diperlukan sebanyak 2 gram.

          Untuk metode sedimentasi, feses sebanyak 3 gram dicampurkan dengan air 50mL, saring, lalu ditambahkan air sebanyak 250mL. Tunggu selama 5 menit, kemudian cairan bagian atas dibuang sehingga meninggalkan sisaan filtrate/endapan. Tambahkan air kembali dengan jumlah 250mL, lalu tunggu lagi selama 5 menit. Buang cairan supernatant, lalu endapan tadi bisa diperiksa di bawah mikroskop.

Foto 4. Menyiapkan sampel feses sehingga dapat diperiksa di bawah mikroskop

          Metode pengapungan dan whitlock, memerlukan feses sebanyak 2 gram, yang kemudian ditambahkan dengan larutan gula dengan BJ 1.2 sebanyak 50mL. Untuk metode whitlock, larutan feses tadi disaring, dan suspensinya dimasukkan ke dalam Whitlock Chamber. Untuk metode pengapungan, letakkan deck glass di atas permukaan larutan feses, tunggu selama 30 menit, lalu ambil deck glass tersebut untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Gambar 5. Pemeriksaan sampel feses di bawah mikroskop

 

-crv-