KWT AGROSEMI MENERIMA KUNJUNGAN MAHASISWA DARI BELANDA
- oleh pertapa
- 09 November 2024 07:59:05
- 151 views
Sentolo, 01/11/2024. Anggota KWT Agrosemi Padukuhan Semen, Sukoreno, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo, patut berbangga hati karena dari sekian banyak KWT yang ada di Kapanewon Sentolo, KWT Agrosemi yang dipilih Puskesmas Sentolo sebagai tujuan kunjungan dari Tim Mahasiswa Kesehatan dari UGM yang dalam hal ini anggotanya adalah Mahasiswa dari Warga Negara Belanda yang sedang melaksanakan summer school. KWT Agrosemi dipilih karena di KWT ini melaksanakan kegiatan pengolahan limbah ternak urine kambing/domba sebagai pupuk organik cair. Hal ini menarik perhatian pihak Puskesmas Sentolo karena dinilai membantu mengurangi tingkak cemaran karena limbah ternak ini dinilai mengganggu terutama dari aromanya.
Hasil pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) urine kambing/domba dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman di pekarangan anggota, sehingga tanaman menjadi lebih subur. Dari taman tersebut dihasilkan sayur dan buah hasil budidaya sendiri yang lebih sehat karena lebih ramah lingkungan. Selain lebih sehat untuk dikonsumsi sendiri, keluarga juga lebih hemat karena tidak perlu membeli sayuran ke pasar untuk dikonsumsi.
Salah satu peserta kunjungan Yasmine yang Warga Negara Belanda terkesan, menurutnya warga masyarakat di sini lebih kreatif karena dari keterbatasan mampu mengubah potensi menjadi lebih bermanfaat. Selain itu memakan hasil tanaman sendiri tentu lebih sehat karena dalam perawatan tanamannya lebih berhati hati dalam menggunakan pupuk maupun obatnya.
Kelik Ishartanta, selaku Jagabaya Kalurahan Sukoreno mengungkapkan bahwa salah satu tujuan Desa Wisata yang dirintis di Sukoreno salah satunya adalah desa Agrowisata, sehingga digalakkan untuk warga masyarakat di Sukoreno dihimbau untuk memanfaatkan pekarangannya sebagai lahan budidaya tanaman sayur dan untuk memelihara ternak. Dari pemeliharaan ternak dan budidaya sayur tersebut dapat diintegrasikan secara terpadu, sehingga dapat menambah hasil masyarakat dari penghematan pengeluaran belanja pangan maupun dari penjualan hasilnya. Pada akhirnya akan menambah kesejahteraan masyarakat dan mengurangi angka kemiskinan. (Hendro Santoso, SST & Eko Purwanto, SP)